Cerita tentang media sosial hari ini!

Oya guys agak melenceng dikit dari judul cuman mau cerita aja kalo aku suka nulis atau mendokumentasikan hal-hal karena aku suka untuk baca-baca ulang dan jadi memori atau cermin aja untuk berkaca sudah transformasi apa aja yang seorang Sarah alami hehehe. Mungkin sekarang banyak nulis pakai bahasa inggris diselipin, atau nulis dlm Bindo cuman belum dalam ejaan terbaik dan beberapa tahun kedepan pas baca bisa liat "Haha yaampun Sarah dulu kok pede ya nulis gini" baiknya adalah berarti kamu ada perbaikan sar dari hari ke hari. Its a good thing kan yaa? karena kalo prinsip TQM (google it yaa), countinous improvement adalah kunci!:) Okay back to topic. Jadi hari ini aku mau menyampaikan pandangan ku tentang sosial media saat ini.

Jadi temen-temen saat ini sosial media yang aku aktif pake itu twitter, instagram, dan linkedin (YES I AM A JOBSEEKER wkwk) nah kebetulan twitter adalah hal yang ku cek setiap hari. 1-2 tahunan terakhir tuh twitter mulai ramai lagi gaez, dan diskusi aktif byk bgt terjadi di twitter karena berbagai fungsi yg mendukung. Nah cuman secara pribadi aku merasa kok sosial media mulai toxic ya.. sebelum twitter rame, twitter tuh tempat aku cari hal-hal lucu! baca keseharian orang-orang, saling reconnect lagi. Cuman sekarang malah banyak diskusi 'kenceng' disini, yang buat kepala ikut kenceng bacanya haha.

Sejujurnya aku tidak ngikutin diskusi-diskusi kenceng begitu, karena aku tau bahwa aku punya kontrol sepenuhnya atas apa hal yang perlu aku pikirkan. Nah kalo ada hal yang menurut aku tidak memberikan dampak positif ke aku, lebih baik aku eliminasi aja daripada pusing kan. Suatu saat aku akan bahas tentang pengontrolan pikiran demi menjaga ketenangan jiwa. Balik lagi ke topik. Aku tidak akan membahas kasusnya sekarang cuman aku mau bahas cara orang saat ini bermedia sosial.

Secara pribadi aku melihat sekarang banyak orang yang memaksakan prinsip atau pemikiran mereka ke orang lain, yang akhirnya menjadi menyalahkan orang lain ketika mereka berbeda prinsip atau pemikiran. Aku pernah mendengar wejangan bahwa, jangan merasa selalu benar karena itu menutup kita dari kebenaran yang sebenarnya. Terkadang yang kita pikir terbaik belum tentu terbaik di kasus dan kondisi orang lain. Selalu ada perspektif lain dalam cerita. Itu manusiawi sih menurut aku ketika kita liat nih ada orang dimasa pandemi malah ke mall sedangkan prinsip kita #stayhome, pasti ada sekelibat pikiran "ihh kok dia ke mall, gak takut nularin ke orang rumah kah.." apakah aku berhak untuk marah ke dia atau ngomongin hal buruk tentang dia? padahal kan aku gak tau alasan dia apa keluar, kalau ternyata memang ada hal mendesak? kalau emang kita mau mengingatkan ya sampaikan dengan baik silahkan tapi penting diingat adalah belum tentu pemikiran kita adalah yang paling benar!!! 

Waktu itu pernah hangat tentang 'pekerjaan rumah' itu urusan istri. Banyak pendapat muncul saling menyalahkan, diskusi 'kenceng' terjadi lagi. Ya itu mungkin akibat dari memaksakan prinsip orang lain ke prinsip kita, akan terus saling membela diri karena merasa prinsip mereka terbaik. Padahal kan yang baik buat A belum tentang terbaik buat B??? Silahkan kita dengan prinsip masing-masing, jangan saling menyakitiii whoaaayy!!!! wkwkwkwk

Intinya harus bijaksana sih bermedia sosial, ini yang bikin aku secara pribadi waswas. Karena dengan kita menulis dan bisa dibaca banyak orang, kita harus memikirkan segala pihak, jangan sampai melukai ya kaan, ini kan media sosial bukan media berantem WKKWKWKW. Dan satu hal penting lainnya adalah harus bisa memposisikan diri juga, jgn sampe kita pake media sosial tp malah jd sakit hati karena baca A, liat B. Ketika sudah negatif ke diri kita sendiri, please secara bijak dihindari dulu ajaa okkk??

Comments

Popular posts from this blog

Unilever Future Leaders Program UFLP - 2021

Istri dan Pekerjaan Rumah

A Though About Life #1